TEORI ARTI PENTING KEPEMIMPINAN
- Genetic Theory
Pemimpin
adalah dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu
belajar lagi. Sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari orang
tuanya.
- Traits theory
Teori ini
menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung pada karakter pemimpinnya.
Sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik, dan
kemampuan sosial. Karakter yang harus dimiliki seseorang manurut judith R.
Gordon mencakup kemampuan istimewa dalam:
- Kemampuan
Intelektual
-
Kematangan Pribadi
-
Pendidikan
- Statuts
Sosial Ekonomi
- Human
Relation
- Motivasi
Intrinsik
- Dorongan
untuk maju
Ronggowarsito
menyebutkan seorang pemimpin harus memiliki astabrata, yakni delapan sifat
unggul yang dikaitkan dengan sifat alam seperti tanah, api, angin, angkasa,
bulan, matahari, bintang.
- Behavioral Theory
Karena
keterbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui trait, para peneliti
mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti perilaku pemimpin sebagai cara
untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Konsepnya beralih dari siapa yang
memiliki memimpin ke bagaimana perilaku seorang untuk memimpin secara efektif.
Kepemimpinan
memiliki arti penting dalam organisasi atau kelompok, karena kepemimpinanlah
yang menjadikan aktivitas dan kerjasama dalam kelompok atau organisasi.
Kepemimpinanlah yang memberikan pengaruh
untuk melakukan aktivitas dalam perusahaan. Kepemimpinanlah yang menyuntikkan
gerak dan dinamika dalam organisasi.
Adapun
beberapa fungsi kepemimpinan adalah :
Menyampaikan Informasi
Memberikan Perintah
Mendelegasikan Wewenang
Memberikan Motivasi
Menerima Umpan Balik
Mengkoordinasikan Manusia dan pekerjaan
Melakukan Pengendalian.
Karena
begitu pentingnya kepemimpinan dalam satu perusahaan atau organisasi, maka
figur seorang pemimpin sangat menentukan dalam suatu Perusahaan atau
organisasi, karena dialah yang memberikan pengaruh terhadap bawahannya, maka
sangat besar kemungkinan organisasi tersebut dalam mengalamai kegagalan dan
ketidak berhasilan dalam melaksanakan
aktivitas untuk mencapai tujuan.
Tipologi Kepemimpinan
Tipologi
kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam
kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam
kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:
1. Tipe
Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan
otokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
·
Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi,
·
Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal,
· Berambisi
untuk merajai situasi,
· Setiap
perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri,
· Bawahan
tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang
akan dilakukan,
· Semua
pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan
pribadi,
· Adanya
sikap eksklusivisme,
· Selalu
ingin berkuasa secara absolut,
· Sikap dan
prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku,
· Pemimpin
ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.
2. Tipe
Militeristis. Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari
seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi
militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang
memiliki sifat-sifat berikut :
· Dalam
menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya;
· Senang
pada formalitas yang berlebih-lebihan;
· Menuntut
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan;
· Sukar
menerima kritikan dari bawahannya;
·
Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Tipe
Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan
ini lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan/keibuan dengan
sifat-sifat sebagai berikut:
· mereka
menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak
sendiri yang perlu dikembangkan,
· mereka
bersikap terlalu melindungi,
· mereka
jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri,
· mereka
hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif,
· mereka
memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau
bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri,
· selalu
bersikap maha tahu dan maha benar.
4. Tipe
Kharismatis
Tipe
kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang
luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang
sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan
kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan
kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang
Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan
berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik
memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
5. Tipe
Laissez Faire
Pada tipe
kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya
dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi
sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab
harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai
simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa
mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu
menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya
diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh
karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.
6. Tipe
Demokratis
Kepemimpinan
demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien
kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan,
dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan
kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada
pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga
kelompok. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau
mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para
spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap
anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN
1. Adanya
seseorang yang berfungsi memimpin, yang disebut pemimpin (leader).
2. Adanya
orang lain yang dipimpin
3. Adanya
kegiatan yang menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan mempengaruhi dan
pengarahkan perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya
4. Adanya
tujuan yang hendak dicapai dan berlangsung dalam suatu proses di dalam
organisasi, baik organisasi besar maupun kecil.
Sejalan
dengan pendapat Hadari tersebut, Poernomosidhi Hadjisarosa (1980;33)
selanjutnya merinci faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan yang
tidak dapat dilepaskan dari sifat kepemimpinan itu sendiri. Faktor-faktor
tersebut, adalah sebagai berikut:
1. Dapat
menyelesaikan pekerjaar} melalui orang lain
a. harus menguasai bidang kerjanya (tanpa
kecuali)
b. bersikap ulet
c. diimbangi dengan keluwesan
2. Melalui
orang lain
a. mampu
berorganisasi
b. mampu
berkomunikasi
c. bersikap
manusiawi
3. Dalam
kerangka tanggungjawab
a. melakukan tanggungjawab secara proporsional
b. dapat dipercaya
c. berjiwa stabil
4. Disertai
dengan kepribadian
a. dapat
memelihara dan mengembangkan entusiasme
b. bersikap
tanggap
c. dan
tenang
5. Dan
pengendalian ke dalam
a. bersikap
obyektif
b. mampu
mengkoreksi diri
c. merasa
dapat diganti
6. Dengan
keseimbangan dalam pertimbangan
a.
keseimbangan antara keuletan dan pengertian
b.
keseimbangan antara pengetahuan dan tindakan
c. kesimbangan
antara kemajuan dan etika
7. Dan kelebihan dalam wawasan
a. dalam
membawakan produktivitas kerja pegawai
b. dalam
menjangkau gambaran masa depan
c.
Ketangguhan dalam menghadapi tantangan berat
Menurut
Teori Perilaku untuk menentukan faktor-faktor yang menentukan perilaku atau gaya kepemimpinan pada hakekatnya berhubungan dengan gaya pemimpin tersebut
berhubungan dengan bawahan. Hubungan antara pemimpin dengan bawahan tersebut
dapat bersifat (1) berorientasi pada tugas (task oriented sryle) dan (2)
berorientasi pada bawahan (employee oriented style).
Selanjutnya
yang dimaksud perilaku kepemimpinan dalam penelitian ini adalah sifat pemimpin,
dan dari perilaku (gaya )
pemimpin yang bersangkutan dalam mempengaruhi orang lain yang menjadi
bawahannya untuk mencapai target atau sasaran perusahaan yang menjadi
tanggungjawabnya
Untuk lebih
mengarahkan tentang pengertian kepemimipinan yang dimaksud dalam penelitian
ini, maka kiranya diperlukan suatu pengertian kepemimpinan pendidikan. Hal ini
diharapkan dapat mempermudah untuk memahami secara mendalam dan lebih khusus
mengenai kepemimpinan di bidang pendidikan. Tim dosen MKDK Pengelolaan
Pendidikan ”Akdon” (1994: 102) mengemukakan tentang pengertian kepemimpinan
pendidikan, yaitu :
Kepemimpinan
pendidikan adalah suatu kualitas kegiatan-kegiatan dan integrasi di dalam
situasi pendidikan. Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk
menggerakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Dari
pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan pendidikan
merupakan kemampuan dari seorang pemimpin pendidikan untuk mampu menggerakkan
seluruh sumber daya pendidikan, baik sumberdaya manusia maupun non manusia
untuk digerakkan, dibina, dan diarahkan dalam menjalankan tugas dan
tanggungjawabnya secara optimal sampai mampu mewujudkan tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Faktor yang paling penting dalam kegiatan
menggerakan orang lain untukk menunjukan kegiatan manajemen sekolah adalah
kepemimpinan (leadership), sebab kepemimpinan yang menentukan arah dan tujuan,
memberikan bimbingan dan menciptakan iklim kerja yang mendukung pelaksanaan
proses manajemen kepala sekolah secara keseluruhan. Kesalahan dalam
kepemimpinan dapat mengakibatkan gagalnya organisasi dalam menjalankan misinya.
Selain itu, kepemimpinan kepala sekolah merupakan motor penggerak bagi sumber
dan alat-alat (human resources), sehingga tujuan dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinannya
bukan hanya ditentukan oleh tingkat keterampilan tehnik saja (technical skill),
akan tetapi lebih banyak ditentukan oleh keahliannya dalam menggerakkan orang
lain yang sering disebut dengan manajerial skills.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar